Menjadi Dicintai

Tuhanmu tiada meninggalkan kamu, dan tiada (pula) benci kepadamu.

salma f.
2 min readNov 23, 2023

kembali pulang,

tuk menenangi,

banyaknya luka yang berantakan

Suara Kayu

Setelah itu, aku mengerti, rasa bahagia, ternyata sama saja seperti rasa-rasa yang lainnya. Seperti saat menuntaskan apa-apa yang menjadi kebutuhan. Memasak berjam-jam, untuk dinikmati sepuluh menit saja. Berpuasa seharian, ternyata makan sedikit saja sudah cukup memuaskan.

Sudah, begitu saja.

Dan apa-apa yang terasa harus dikejar, ternyata memang tidak pernah benar-benar dimaksudkan untuk menjadi milik. Semakin dikejar, semakin membuat ruam dan memar.

Ternyata perlu sejauh ini untukku merindukan pulang. Menuju segala kemudahan, hal-hal yang tidak perlu aku paksakan. Tangan-tangan yang terulur setiap saat, peluk-cium yang menyapaku hangat. Tanpa pamrih.

Ternyata rumah sudah memanggilku dari jauh-jauh hari, namun aku salah arah. Mengira ia ada pada sepasang mata yang menemuiku dengan lembut, mengira ia ada pada setiap rencana masa depan yang tidak akan bersambut.

Lagi dan lagi, pintu rumahku terbuka saat aku tak sanggup lagi mengembara. Duduk lemas di hadapan pintu, yang senantiasa tak pernah ditutup. Satu kali pun.

Cintanya mengalir, memelukku saat dingin, memberi semua yang aku ingin. Cintanya mengalir, memberiku penjaga di dunia, ibu yang mencintaiku dengan jiwa raganya. Sementara, cinta ibu saja sudah membuatku haru, ia berdeklarasi, bahwa cintanya padaku jauh lebih besar dari itu.

Sementara ego sibuk merangkai berbagai teori, mengingkari luka yang perlu buru-buru ditemukan dengan obatnya. Namun, ia yang paling mencintaiku ini seakan berkata, tidak perlu bergesa, karena ia akan selalu ada disana.

Tuhanmu tiada meninggalkan kamu, dan tiada (pula) benci kepadamu. — QS. Adl Dhuha: 3

--

--

salma f.
salma f.

Written by salma f.

A woman who talks a lot on blank pages. (My other place to ramble: moonspoken.blogspot.com)

No responses yet